Aksi Demo Mahasiswa yang menolak Revisi UU-MD3 dikantor DPRD Kotamobagu (F/Totabuan.co)
PMII,BOLMONG, KOTAMOBAGU— Puluhan Mahasiswa melakukan aksi demo penolakan terkait revisi Undang-undang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bolaang Mongondow (Bolmong) menyatakan penolak an terkait revisi UU MD3 tersebut.
Dalam aksi demo, para mahasiswa membawa sejumlah poster di antaranya bertuliskan, ‘Tolak UU MD3 Save Demokrasi’ dan ‘Demokrasi Mati di Tangan DPR’. Bahkan mereka datang ke Gedung DPRD Kota Kotamobagu sembari membawa replika keranda mayat, menggambarkan matinya demokrasi Indonesia jika RUU itu disahkan.
“Kami mendesak DPR RI, melakukan peninjauan kembali terhadap pasal-pasal yang bertentangan dengan demokrasi. Mendesak kepada Presiden Republik Indonesia agar tidak menyetujui UU MD3 dan mengeluarkan PERPPU pengganti UU MD3,” ucap Virgo Mando saat berorasi di depan Gedung DPRD Kota Kotamobagu Senin (5/3).
Mahasiswa juga meminta dan mengingatkan anggota DPRD Kota Kotamobagu agar siap untuk dikritisi oleh masyarakatnya sendiri dalam bentuk apapun.
Namun dalam aksi demo itu hanya Tiga anggota DPRD Kotamobagu yang menyambut para puluhan mahasiswa. Yakni Agus Suprijanta, Sumasono Marsidi dari Hanura dan Danny Mokoginta dari PKB. Sedangkan para anggota DPRD lainnya sedang keluar daerah.
Agus Suprijanta saat beraudiens dengan para puluhan mahasiswa itu mengapresiasi apa yang dilakukan para mahasiswa.
“Menurut hemat kami, usulan itu baik. Walaupun itu wilayahnya DPR RI. Apa yang mereka suarakan bagus, dalam rangka memberikan warna demokrasi yang ruhnya menyejahterahkan masyarakat,” kata Agus.
Menanggapi tuntutan mahasiswa yang meminta DPRD Kota Kotamobagu agar tidak antikritik, Ia menambahkan, selama ini pihaknya selalu terbuka dan siap menerima kritikan.
“Kami sangat welcome. Kami sangat siap kapan saja dan di mana saja,” pungkasnya.
Pantauan totabuan.co di lokasi, unjuk rasa yang dimulai pada pukul 09.00 WITA dan berakhir pada sekitar pukul 11.30 WITA itu berlangsung damai. Usai menyampaikan aspirasinya, mahasiswa pulang membukarkan diri. (**)
0 Komentar